Sabtu, 10 Januari 2015

BERPIKIR DEDUKTIF - Bahasa Indonesia 2

PROSES BERPIKIR (PENALARAN)
Dua jenis penalaran yang sangat penting dalam penelitian:
           Pola Pikir Deduktif
Proses berpikir yang dimulai dari sesuatu hal yang umum ke hal-hal yang khusus. 
           Pola Pikir Induktif
Proses berpikir yang dimulai dari sesuatu hal yang khusus ke hal-hal yang umum atau dikenal dengan istilah generalisasi.


PENGERTIAN PENELITIAN
Ada beberapa definisi mengenai penelitian, yaitu sebagai berikut:
Usaha menarik kesimpulan yang dapat dipercaya kebenarannya, yang dilakukan dengan sadar dan teliti menurut prosedur ilmiah tertentu.
Aktivitas ilmiah yang menggunakan metode ilmiah logis dan sistematis untuk menguji satu atau beberapa hipotesis terhadap satu atau beberapa masalah di dalam dunia empiris melalui pengumpulan data.
Suatu proses atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Suatu metode analisis situasi yang merumuskan pelbagai masalah sosial dengan maksud untuk menemukan aspek yang baru, memahami sebab musabab beserta interrelasinya, mengoreksi, mengadakan verifikasi (pengujian), dan memperluas ilmu pengetahuan.

SYARAT PENELITIAN
Sistematis
Penelitian dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai yang kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. 
Terencana
Penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya 
Mengikuti Konsep Ilmiah
Mulai dari awal sampai akhir kegiatan, penelitian dilakukan menurut cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.


SIKAP DAN CARA BERPIKIR SEORANG PENELITI
Skeptis
Peneliti harus menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pertanyaan. Dengan kata lain, seorang peneliti tidak boleh percaya begitu saja pada sesuatu tanpa adaa penjelasan atau bukti-bukti yang masuk akal. 
Analitis
Peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi. 
Kritis
Peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika serta menimbang berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat. 
Jujur
Seorang peneliti tidak boleh mamasukkan keinginannya sendiri ke dalam data. 
Terbuka
Peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya. 
Objektif
Peneliti harus dapat memisahkan perasaan pribadi dan fakta yang ada. 
Kompeten
Seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu. 
Faktual
Seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh.

BERPIKIR DEDUKTIF (2)
Prabu Rayfianus 25212679
3EB20

SURAT MENYURAT - Bahasa Indonesia 2

Pengertian Surat

Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain, baik atas nama sendiri, maupun atas nama jabatannya dalam sebuah organisasi, instansi ataupun perusahaan. Informasi-informasi ini dapat beberapa permintaan, laporan, pemikiran, saran-saran dan sebagainya.

Pengertian Surat Menyurat
Surat menyurat adalah suatu kegiatan untuk mengadakan hubungan secara terus menerus antara pihak yang satu kepada pihak yang lainnya. Dan dilaksanakan dengan saling berkiriman surat. Kegiatan surat menyurat ini disebut juga dengan istilah lainnya yaitu korespondensi. Jika hanya sepihak saja yang mengirimkan surat secara terus menerus tanpa ada balasan atau tanggapan dari pihak lainnya hal ini tidak dapat dinamakan kegiatan surat menyurat. Setiap kerja perorangan apalagi organisasi selalu membutuhkan kerja sama dengan pihak lain untuk mencapai tujuannya.

Mengenal Bahasa Surat
Pada hakekatnya surat itu adalah suatu karangan yang berupa perumusan dalam bentuk tertulis tentang pernyataan, pemikiran, permintaan, atau hal-hal yang ingin disampaikan kepada pihak penerima surat. Karena surat sebagai karangan, maka suratpun harus memenuhi berbagai ketentuan mengenai penyusunan karangan ataupun komposisi seperti tema, tata bahasa, kalimat, alinea, gaya bahasa dan penggunaan tanda baca. Sebagai karangan surat dapat disusun secara :

         1. Deduktif yaitu dimana penulis terlebih dulu melaporkan pokok permasalahannya, kemudian baru dikemukakan penjelasannya atau alasan-alasannya.

         2. Induktif adalah penyusunan kalimat-kalimat dimana terlebih dulu dikemukakan alasan-alasannya, baru kemudian melaporkan pokok-pokok masalahnya.
Jenis-jenis Surat

1.      Berdasarkan Sifat Surat
Berdasarkan sifatnya surat dapat digolongkan menjadi lima jenis yaitu :
          a. Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat-surat yang bersifat kekeluargaan, surat-surat yang berisi masalah keluarga, baik tentang kesehatan, keuangan keluarga dan sebagainya.

          b. Surat Dinas Pribadi
Surat dinas pribadi disebut juga surat setengah resmi adalah surat-surat yang dikirimkan dari seseorang atau pribadi kepada instansi-instansi, perusahaan-perusahaan, ataupun jawatan-jawatan.

          c. Surat Dinas Swasta
Surat dinas swasta disebut juga surat resmi adalah surat-surat yang dibuat oleh instansi-instansi swasta, yang dikirimkan untuk para karyawannya ataupun untuk para relasinya atau langganannya atau instansi –instansi lain yang terkait.

          d. Surat Niaga
Surat niaga adalah surat yang berisi, soal-soal perdagangan yang dibuat oleh perusahaan yang dikirimkan kepada para langganannya.

          e. Surat Dinas Pemerintah
Surat dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas dan tugas kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu instansi Fungsi dari surat dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat berkaitan fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atas perkembangan instansi, dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan surat instruksi Ciri-ciri surat dinas:
Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku
Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat
Format surat tertentu

2.      Berdasarkan Wujud Surat
Penggolongan surat berdasarkan wujudnya dapat dibagi kedalam tujuh jenis, yaitu :
          a. Surat Yang menggunakan Kartu Pos
Kartu pos adalah blanko yang dikeluarkan oleh Perum Postel atau instansi lain yang telah diberi izin Perum Postel untuk mencetaknya asal sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Perum Postel.

          b. Warkat Pos
Warkat pos adalah sehelai kertas yang telah dicetak dengan memakai lambaga dan petunjuk penulisan berita, yang dikeluarkan oleh perum postel atau instansi lain yang telah diberi izin.

         c. Surat Bersampul
Surat bersampul adalah surat-surat yang isinya atau beritanya ditulis pada kertas lain, kemudian kertas surat tersebut dimasukkan kedalam sampul atau amplop.

        d. Surat Terbuka dan Surat Tertutup
Surat terbuka adalah surat-surat yang isinya dapat dibaca oleh umum misalnya, surat dari pembaca kepada pembaca atau surat yang dikirimkan oleh pembaca untuk pemerintah, instansi lain, melalui redaksi surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya.

       e. Memorandum dan Nota
Memorandum adalah salah satu alat komunikasi berupa surat-surat dilingkungan dinas yang penyampaiannya tidak resmi dan digunakan secara intern (didalam lingkungan sendiri baik perusahaan ,instansi lainnya). Nota adalah merupakan alat komunikasi kedinasan antara pejabat dari suatu unit organisasi yang digunakan secara intern dalam lingkungan sendiri, tetapi bersifat resmi.

         f. Telegram
Telegram adalah suatu alat komunikasi dengan cara menyampaikan berita-berita melalui radio atau pesawat telegram mengenai sesuatu hal yang perlu segera mendapat penyelesaian dengan cepat. Isi telegram berupa tulisan-tulisan singkat yang dikirimkan dari jarak jauh.

         g. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat-surat yang isinya tidak mengandung rahasia walaupun terbaca oleh orang lain, seperti surat undangan pernikahan atau khitanan, surat pertemuan para siswa untuk rekreasi dan sebagainya.

SURAT MENYURAT (11)
Prabu Rayfianus 25212679
3EB20

MENULIS LAPORAN ILMIAH - Bahasa Indonesia 2

Salah satu bentuk keterampilan menulis ialah mampu menulis laporan ilmiah sederhana. Untuk dapat menulis laporan ilmiah, diperlukan  pemahaman terhadap syarat-syarat penulisan laporan ilmiah. Sekarang, saya akan membahas  tentang berbagai teknik menyusun tulisan ilmiah khususnya laporan ilmiah sederhana dari sistematika, langkah-langkah membuat laporan, serta teknik membuat kutipan.
Pengertian Laporan
        Laporan ialah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang behubungan secara struktural atau kedinasan setelah melaksanakan tugas yang diberika. Laporan dibuat sebagi bukti pertanggungjawaban bawahan/petugas aatau tim/panitia kepada atasannya atas pelaksanaan tugas yang diberikan. Laporan harus memuat data yang tepat dan benar serta objektif dan sistematis sehingga dapat dijadikan ukuran untuk membuat pertimbangan dan keputusan. Berdasarkan sifat penyajiannya, laporan dibedakan menjadi laporan formal dan laporan informal.
Sistematika Laporan Ilmiah
      Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Laporan ilmiah atau laporan formal terdiri atas:

1. Bagian awal, terdiri atas:
 a. Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun.

   b. Halaman pengesahan (jika perlu)
   c. Halaman motto/semboyan (jika perlu)
   d. Halaman persembahan (jika perlu)
   e. Prakata
   f. Daftar isi
   g. Daftar tabel (jika ada)
   h. Daftar grafik (jika ada)
   i. Daftar gambar (jika ada)
   j. Abstrak: Uraian singkat tentang isi laporan

2. Bagian Isi
a. Bab I pendahuluan berisi tentang
     (1)  Latar Belakang
     (2)  Identifikasi Masalah
     (3)  Pembatasan Masalah
     (4)  Rumusan Masalah
     (5)  Tujuan dan manfaat
b. Bab II : Kajian Pustaka
c. Bab III : Metode
d. Bab IV : Pembahasan
e. Bab V : Penutup
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
b. Daftar Lampiran
c. Indeks : daftar istilah

Langkah-Langkah Membuat Laporan
        Agar dapat menyusun laporan yang baik dan efektif, perlu dipersiapkan denan matang. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah seperti berikut.

1.Menetapkan tujuan laporan
Pembuat laporan harus tahu, untuk apa laporan dibuat dan siapa yang akan membaca laporan tersebut.

2. Menentukan bahan laporan
Bahan-bahan laporan yang digunakan adalah:
(1) Surat-surat keputusan
(2) Notulen hasil rapat
(3) Buku-buku pedoman
(4) Hasil kegiatan
(5) Hasil penelitian
(6) Hasil diskusi

3. Menentukan cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
(1) Membuat petunjuk pelaksanaan bagi peneliti yang menjelaskan sasaran dan penyesuaian kegiatan.
(2) Melakukan Wawancara
(3) Mengumpulkan dokumen pelaksanaan kegiatan
(4) Penyusunan daftar pengecekkan untuk melihat data yang ada dan yang tidak ada.

4. Mengevaluasi Data
Data yang telah dikumpulkan dievaluasi untuk dibuat suatu simpulan.

5. Membuat kerangka laporan
Kerangka laporan dibuat sesuai dengan sistematika laporan.

MENULIS LAPORAN ILMIAH (3)
Prabu Rayfianus 25212679
3EB20

METODE ILMIAH - Bahasa Indonesia 2

Pengertian Metode Ilmiah
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Berdasarkan fakta

2. Bebas dari prasangka

3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa

4. Menggunakan hipolesa

5. Menggunakan ukuran objektif

6. Menggunakan teknik kuantifikasi


Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi tujuh tahap

Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi tujuh tahap, yaitu :

Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
Menyusun hipotesis.Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan.Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
Menulis laporan Ilmiah.Untuk mengkomunikasikan hasil penelitian kepada orang lain sehingga orang lain tahu bahwa kita telah melakukan suatu penelitian ilmiah.
Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :

Rasa ingin tahu
Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
Tekun (tidak putus asa)
Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)

Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)

METODE ILMIAH (2)
Prabu Rayfianus 25212679
3EB20